Lantas tiba-tiba wajah dan nama kita demikian berharga… selalu ada acuan identifikasi bagi keduanya. Hingga orang menetapkan nilai darinya, mengingatnya dan merekamnya dalam “kode praktis” yang diprioritaskan.
Apa jadinya jika aku tak punya kepala dan nama? Aku pikir, aku bukan lagi aku. Hm, kita terdiri dari potongan-potongan dan atribut-atribut yang satu sama lain saling membentuk dan menghadirkan. Jika salah satu potongan dan atribut tidak melengkapi, maka bangunan diri kita pincang.
Tetapi kemudian ada hal yang lebih penting. Wajah dan nama itu sangat menentukan kehadiran. Sebab ia terikat erat dengan kehadiran, harga diri, sifat, masa lalu dan budaya. Jika semua itu cacat, maka cacatlah wajah dan nama kita…
Catatan Harian 5 Juni 2007
Kirim komentar