Kutulis cintaku dalam puisi ini
agar kelak ia tetap hidup sebagai
kenangan yang tak akan hilang dalam
kerapuhan usia dan bisikan
Puisi adalah anak-anak kita
Mereka tak hanya akan
menghibur kita dalam kata-kata,
ia juga akan menahan kita
dari kebencian hati dan
kemarahan pikiran
Sebab puisi lahir dari renungan,
berbuah kebijaksanaan
sebab puisi adalah kerinduan manusia
pada keindahan dan kebenaran
Ingin kutitipkan puisi sebagai
anak-anak abadi dalam hatimu
agar kelak ia menjadi bekal di ujung usia kita
agar kelak puisi tumbuh menjadi sikap
yang bisa kau lukiskan
untuk kehidupan ini.
Karena dalam puisi, kekasihku, kau adalah
ibu yang diabadikan seribu makna.
Bandung, Januari 2010
–efm.
TERIMAKASIH ATAS INFORMASI DAN TULISANNYA, CUKUP BERMANFAAT BUAT BACAAN/REFRENSI UNTUK REGENERASI. KUNJUNGI JUGA SEMUA TENTANG PAKPAK DAN UPDATE BERITA-BERITA DARI KABUPATEN PAKPAK BHARAT DI GETA_PAKPAK.COM http://boeangsaoet.wordpress.com
Komentar oleh SAUT BOANGMANALU — 24 Januari 2010 @ 6:18 pm |
..muga tiasa ngring ngamumule budaya sunda.
Komentar oleh ciung — 3 Februari 2010 @ 1:11 am |
Akupun ingin menitipkan puisi sebagai anak, tarian puisi yang merindu.
Tarian Kerinduan
Aku hanyalah kisah-kisah yang tak punya arti, penggalan mimpi yang tak memiliki saksi. Aku hanyalah waktu-waktu yang tak punya makna, sepotong usia yang tak punya kemudi. Aku hanyalah kenangan-kenangan yang tak punya pesona, ruang kosong yang yang hampir mati. :-?
Komentar oleh miphz — 5 Februari 2010 @ 10:33 am |
lumayan..
Komentar oleh fajar — 24 Juni 2010 @ 5:13 am |