mifka weblog

22 Februari 2010

Adriana; Labirin Cinta di Kilometer Nol


“Jika karpet itu berganti lima kali, aku akan menjumpaimu di tempat dua ular saling berlilitan pada tongkatnya, saat Proklamasi dibacakan.” Siapa yang peduli dengan karpet tua depan lift di Perpustakaan Nasional, apalagi tentang kapan bergantinya? Mungkin hanya Mamen… dan cintanya. Ya, cinta yang diuji oleh Adriana dalam teka-teki demi teka-teki. “Harinya adalah tiga hari setelah Fatahillah mengusir Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Masanya sampai pada Perang Diponegoro. Namun orang-orang merana itu tahu, saat mati, jasad mereka akan merana terkubur jauh dari tanah tumpah darah mereka sendiri. Aku yang menunggumu adalah Adriana, pada mimpinya yang tak pernah mati.”

Patung demi patung di Jakarta, museum, hingga kuburan Belanda menjadi simbol-simbol teka-teki cinta Adriana. Dibantu Sobar sahabatnya yang berotak encer, tekad Mamen membawanya kepada akhir, bahwa ternyata bukan hanya sejarah unik masa lalu yang tersimpan di benak Jakarta, namun pula impian dan cinta sejati.

Dengan bahasa yang mengalir cepat, khas anak muda, kocak, dan terkadang dramatis, novel ini dipenuhi dengan ide-ide yang berlompatan, serta kaya akan inspirasi dan petualangan.

“Penulis telah menaklukkan saya dalam berbagai ajuan teka-teki, yang baru dapat saya pecahkan setelah kalimat demi kalimat saya baca…. Salut!”
– Erros Djarot, Sutradara Film

“Jenius. Baru kali ini saya ikut berteka-teki dengan riang gembira sambil membaca sebuah novel. Fajar dan Artasya telah merajut sebuah kisah cinta biasa, menjadi sebuah kisah cinta yang seru, membuat kita tambah pintar, an… ini menimbulkan efek suspense yang benar-benar tersebar merata di tiap babnya. Salut buat Fajar dan Artasya.
– Ifa Avianty, Penulis novel Facebook on Love

“Sejarah, simbol-simbol, teka-teki, dan cinta. Kombinasi yang “mematikan”. Saya suka paket ini.”
– Tasaro GK, Penulis Galaksi Kinanthi

Adriana
Labirin Cinta di Kilometer Nol
Penulis: Fajar Nugros, Artasya Sudirman
Penerbit:
Lingkar Pena Publishing
Halaman:
400
Terbit : Januari 2010

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Kirim komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.