mifka weblog

1 Januari 2008

Wilujeng Sumping, Anaking

Filed under: Ω Puisi Sunda — by Badru Tamam Mifka @ 5:26 am
Tags: , ,
Anaking…
Bismillah ngayuga lampah, Anaking
Balukar jangar neunggar kahayang
Balukar sasar medar rumingkang
Sing jembar sabar
Tong jadi hambar ihtiar…Kalangkang beurang sok ngolo
Hariring peuting sok ngadodoho
Raksa rasa ukir pikir

Mun gering tong rungsing
Mun cageur tong badeur
Sujud mun pareng dipinding
Sukur mun pareng dipondong

Ulah ceurik jadi jalma leutik
Ulah sombong abong di gedong
Lain batur, kabeh ge dulur
Neang halal, awurkeun amal
Ulah lieur ku madu dunya
dumeh perlaya moal sulaya…

Januari 2008

24 Juni 2007

Catatan Buat ASM

Filed under: Ω Catatan Harian — by Badru Tamam Mifka @ 7:45 pm
Tags: , ,

Kita mungkin ingin berpikir punya kehidupan yang cukup untuk menikati kemandirian. Setidaknya tak lagi merunduk dengan hati yang hancur di hadapan tuan tanah, pemilik modal, pengusaha, majikan… Karena mereka dapat merebut segalanya dari kita: harga diri, kehormatan dan rasa malu. Kita seperti tak punya hak bebas untuk bicara, hanya punya kewajiban untuk patuh jika memang tak ingin kehilangan segalanya…

(more…)

23 Juni 2007

Kehendak Untuk Menghibur

Filed under: Ω Catatan Harian — by Badru Tamam Mifka @ 7:47 pm
Tags: ,

Bersabarlah, barangkali mereka hanya cepat mengingat. Atau lebih berani. Atau mereka bekerja lebih keras. Barangkali mereka punya tekad lebih kuat, punya kemauan yang lebih besar. Atau barangkali mereka lebih dimudahkan oleh keadaan. Atau barangkali hanya karena mereka lebih beruntung??

Catatan Harian 23 Juni 2007

10 Maret 2007

Hantu Itu Bernama Hutang

Filed under: Ω Cerita Pendek — by Badru Tamam Mifka @ 8:27 pm
Tags: , ,

Cerpen Badru Tamam Mifka

Saya adalah warga Negara Indonesia yang latah. Betapa tidak, saat negara ini tengah dirundung hutang, saya—sebagai warganya—ikut juga sibuk terjerat hutang pada si Bandar jengkol. Dan setiap suara ketukan sang penagih hutang terdengar di pintu depan rumah saya, saya seperti mendengar erang hantu ditengah malam jum`at yang mengerikan. Bayangkan saja, tiga hari lagi saya harus menyiapkan uang satu juta dua ratus rupiah. Padahal saya tak punya duit sedikitpun. Betapa kenyataan ini seperti dera siksa kubur. Saya sangat-sangat tersiksa.

(more…)

10 Januari 2007

Aku Ingin Hanyut Ke Laut

Filed under: Ω Cerita Pendek — by Badru Tamam Mifka @ 8:39 pm
Tags: ,

Cerpen Badru Tamam Mifka

Berjam-jam Marshan duduk dipinggir sungai yang lumayan lebar. Matanya lekat menatap arus yang gegas. Gemuruh riaknya bersahutan dengan riuh dangdutan di panggung alun-alun desa tak jauh dari sungai. Marshan bersenandung dengan nada-nada riak sungainya. Barangkali hari-hari telah ia bunuh. Ia hanya ingin memenuhi waktu menatap arus sungai dan bernyanyi pelan dengan alam.
Dari kecil Marshan senang lihat arus sungai. Dulu, ia bercita-cita jadi penjaga pintu air di sebelah timur sungai ini. Ketika itu, di anak sungai ini, ia akan melepas kapal kertas di arus sungai. Kemudian ia akan berlari lebih cepat dari kapal kertas dan menunggunya di tempat yang lain, lalu ditangkapnya. Marshan akan terus mengulanginya sampai akhirnya adzan maghrib terdengar dan setelah tiba di rumah ayahnya akan membentak: “Kemana saja kamu, anak sialan!?”

(more…)

Laman Berikutnya »

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.