mifka weblog

24 Februari 2010

Download MP3: Musikalisasi Puisi Umbu Landu Paranggi (Tan Lioe Ie, dkk.)

Filed under: Zero — by Badru Tamam Mifka @ 7:13 pm
Tags: , ,

Umbu Landu Paranggi adalah seorang penyair Indonesia yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak 1960-an. Lahir di Sumba, 10 Agustus 1943; umur 66 tahun. Pada tahun 1970-an ia membentuk komunitas penyair Malioboro di Yogyakarta. Walaupun dikenal sebagai mentor berbagai penyair “lulusan” Malioboro terkenal, seperti Emha Ainun Nadjib dan almarhum Linus Suryadi AG, ia sendiri seperti menjauh dari popularitas dan publik. Ia konon sering “menggelandang” sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya “pohon rindang” yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai “pupuk” saja. “Kalau ada kata untuk mengungkapkan yang lebih sederhana, saya akan memakainya”, begitu kata salah satu muridnya ketika menggambarkan kesederhaannya. “Kamu boleh mengidolakan seseorang, tapi jadilah dirimu sendiri”. Itulah salah satu kata yang pernah keluar dari bibirnya. [wikipedia]. Untuk memasyarakatkan puisi-puisi Umbu, penyair Tan Lioe Ie yang juga seorang mantan penyanyi pub mengaransemen sejumlah puisi Umbu menjadi karya musikalisasi puisi dan telah terkumpul dalam sebuah album sederhana berjudul kuda putih. Nah, saya punya beberapa musikalisasi puisinya, silakan download, dan selamat menikmati gairah puisi…

Musikalisasi Puisi Umbu Landu Paranggi:

Tan Lioe Ie, dkk. – Tujuh Cemara
Tan Lioe Ie, dkk. – Co Kong Tik
Tan Lioe Ie, dkk. – Gemuruh Laut
Tan Lioe Ie, dkk. – Upacara XXIII

18 Komentar »

  1. Nice post….. :)

    Komentar oleh slaberman12345678 — 24 Februari 2010 @ 8:28 pm |Balas

  2. terima kasih… saya suka sekali.

    Komentar oleh rohutan — 27 Maret 2010 @ 4:33 am |Balas

  3. Co Kong Tik dan Gemuruih Laut adalah puisi saya. Tujuh Cemara dan Upacara XXIII puisi Umbu

    Komentar oleh Tan Lioe Ie — 3 Juni 2010 @ 1:49 am |Balas

  4. trims

    Komentar oleh fajar — 24 Juni 2010 @ 5:01 am |Balas

  5. cuma 4 ya?
    terima kasih atas postingannya

    Komentar oleh wildan — 15 September 2010 @ 12:47 pm |Balas

  6. mifka blog ini sgt saya sukai, banyak hal-hal tak terduga saya temukan disini, dan itu memberikan semacam pencerahan tersendiri bagi batin ini. Terima kasih…

    Komentar oleh reza pahlevi — 5 Maret 2011 @ 5:46 pm |Balas

  7. aslm wr wb
    terima kasih,,,indah sekali puisi puisinya,,,

    Komentar oleh muhammad daud — 15 Maret 2011 @ 2:22 pm |Balas

  8. ga bisa dibuka :(

    Komentar oleh angel — 19 Maret 2011 @ 5:47 am |Balas

  9. umbu
    harum savana di jagat sastra
    nusantara

    Komentar oleh Gusty Fahik — 30 April 2011 @ 4:18 pm |Balas

  10. Umbu, mmg sosok luar biasa. Sajak-2nya saya suka. Apalagi dimusikalisasikan oleh Tan Lioe Ie. Waw, bila saja jempol ini lbh dari empat, ttp semua saya angkat…..

    Komentar oleh reza pahlevi — 25 Mei 2011 @ 7:39 am |Balas

  11. Kangen pengen dengerin, tapi kok gak bisa dibuka lagi ya ? :(

    Komentar oleh Els Planetlsye — 27 Juli 2011 @ 12:17 pm |Balas

  12. aku mau download kok gak bisa ya ? :(

    Komentar oleh QueenMoccaNa — 13 Oktober 2011 @ 5:07 am |Balas

  13. Izin Share ya Admin… *^_^*

    Sebuah Musikalisasi Puisi Sederhana:
    Tubagus Rangga Efarasti

    Hari Berangkat Dewasa
    Karya: Moh. Wan Anwar

    lihatlah hari berangkat dewasa
    matahari mengajari kita agar tak berdusta
    membagikan kasih sayangnya kepada setiap cinta
    lihatlah jiwa kita yang terengah-engah
    mendaki seluruh perjalanan. Menatap pada
    kehidupan yang buram dan menyakitkan

    “Peristiwa-peristiwa siang ini bukanlah
    mimpi!” seru seseorang di pinggir jalan

    tapi perjalanan ini penuh dengan borok
    dan luka. Kulit tubuh kian melepuh
    dan kita menjadi kelu bila bicara
    kota menjadi pucat. Gedung-gedung membisu
    kita membutuhkan bara untuk membakar
    tubuh-tubuh yang terlanjur terbaring kaku

    Bandung, 1993

    Puisi ini terhimpun dalam kumpulan puisi pilihan 2001-1991 “Sebelum Senja Selesai” karya Moh. Wan Anwar. Musikalisasi puisi ini aku persembahkan khususnya teruntuk Alm.Moh. Wan Anwar (Penyair Banten) yang lahir di Cianjur tahun 1970 dan wafat 23 Nopember 2009. Semoga Almarhum berada dalam kasih sayang Allah SWT dan karya-karyanya menjadi amal ibadah serta menginspirasi sepanjang masa. Amin…

    Untuk rekan-rekan di Rumah Dunia, khususnya Guru Besar TRE (Mas Gol A Gong, Mbak Tias Tatanka dan Mas Toto ST Radik). Untuk Tamta, Tamtor yang ada di Tamasya Musafir Kata. Untuk komunitas Hip Hop seluruh Indonesia, khususnya Guru Besar TRE (8Ball dan KnEight se-Indonesia). Serta untuk rekan-rekan penulis di mana pun berada, para insan pembelajar yang luar biasa. Semoga musikalisasi puisi ini dapat dinikmati, bermanfaat dan menginspirasi. Amin…

    Untuk menikmati MP3 (3.24 MB) musikalisasi puisi ini bisa rekan-rekan download pada link di bawah ini:
    http://www.mediafire.com/download.php?97fq80512iajh3m

    *) Salam SGB dan tengat berkarya
    Tamasya Musafir Kata

    Bagi rekan-rekan Blogger yang berminat untuk bergabung di Tamasya Musafir Kata, silakan klik link Fanspage Tammasya Musafir Kata (http://www.facebook.com/tamasyamusafirkata) dan Grup Facebook Tamasya Musafir Kata (http://www.facebook.com/groups/tamanapresiator.tmk/). Mari kita berbagi kebaikan dan kedamaian bersama… *^_^*

    ***

    Komentar oleh Tubagus Rangga Efarasti — 2 Maret 2012 @ 11:48 am |Balas

  14. sudah lama saya cari ini. matur nuwun2

    beberapa puisi umbu landu paranggi yang di musikalisasi ASSARKEma juga ada

    Komentar oleh menakargaram — 20 Maret 2012 @ 12:54 pm |Balas

  15. aku ingat tahun 90 an mendengar dan menyanyikan kuda putih bersama-sama dengan kelompok minum kopi

    Komentar oleh Mohamad Kusworo — 17 Agustus 2012 @ 2:53 am |Balas

  16. […] I have several pieces of poems that can be used or modified into a music piece. I remember, one time I accompanied the recording process of “Kuda Putih” album by Tan Lioe Ie. He had some poems from Umbu Landu Paranggi to be sung into a poetry-music arrangement, and to my ears, they turned out to be enchanting! If you want to listen to some, you can go here. […]

    Ping balik oleh A Teacher Shouldn’t Headbang in a Metal Concert!: Next Level « Made Hery Santosa — 2 Desember 2012 @ 8:36 am |Balas

  17. Apakah memungkinkan untuk diunggah lagi filenya, saya sangat mendambakan mendengarkan gubahan musikal tujuh cemara. Sudah sangat sulit menemukan audionya, jika anda berkenan mengunggahnya lagi saya sangat berterima kasih untuk itu.

    Komentar oleh By — 24 Desember 2017 @ 4:19 am |Balas


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Kirim komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.